4.12.13

KODING :Tak Hanya Mereka yang Telah Wafat

hayo bacaan kording gw nie. :) g perlu sewot baca opini gw dikording sampe berdiri pegel di depan mading. noh bisa baca dibawah ini .


            Bicara pahlawan, pahlawan dalam bahasa Sanskerta terdiri dari dua kata yaitu phala dan wan yang berarti phala adalah orang yang dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara, dan agama. Sedangkan wan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani. Sedangkan Pahlawan Nasional merupakan gelar yang diberikan kepada Warga Negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
                Begitulah Realita pahlawan nasional  yang hanya dinobatkan untuk orang-orang yang telah bermukim di taman makam pahlawan. Coba tanya adakah pahlawan indonesia yang diakui dan dihargai masih hidup. Jawabnya tentu tidak.  Pertanyaannya “mengapa ?” karena bangsa kita terlalu birokrasi dalam meng-judge sebuah penghargaan pahlawan pada orang yang masih hidup dan Selalu banyak pertimbangan serta  hanya mampu mengapresiasikan sebuah pengorbanan dengan sebuah nyawa demi mendapatkan penghargaan gelar pahlawan. Gelar pahlawan hanya dinobatkan ketika orang tersebut telah mati yang memiliki pengorbanan yang cukup besar untuk negara ini. Mungkin sesuai dengan sistemnya yang terlalu birokrasi. Terlalu bertele-tele, sehingga penghargaan pahlawan pun harus dipikirkan setelah orang tersebut meninggal dunia..  Sungguh ironinya negara ini, Dan Bagaimana nasib Mayoritas pahlawan tak bermukim di Taman Makam Pahlawan ?” . Mereka ada di memori kolektif kita. Mereka selalu ada untuk kita kenang sepanjang hari dan berterima kasihlah pada mereka sampai saat ini kita bisa menghirup kemerdekaan yang riil yang bisa kita rasakan. Pendidikan yang layak, pekerjaan yang layak dan sebagainya yang bisa kita rasakan sampai sekarang. Mari kita tundukkan kepala  sebentar untuk mengheningkan cipta sejenak untuk mendoakan pejuang-pejuang kita yang telah gugur mendahului kita dan tanamkan dihati anda bahwa kalian mampu menjaga warisan pahlawan kita.
                Kita sebagai pemuda generasi dan mahasiswa yang berintelektual yang menerima warisan dari pahlawan dapat menjaga  keutuhan bangsa kita. Ingat penjajahan masa kini bukan lagi penjajahan gaya fisik tapi dalam bentuk seni, budaya, finansial, media. Oleh sebab itu kita sebagai penerus generasi untuk melanjutkan dan menjaga warisan pahlawan kita yang telah rela berkorban demi kita. Tanpa mereka kita semua tidak akan menghirup kemerdekaan. Kita juga bisa menjadi pahlawan untuk bangsa kita, ukir prestasi setinggi mungkin. Gantungkan harapan kita untuk melakukan perubahan yang bisa diawalin dari diri kita sendiri. Jadilah pahlawan untuk dirimu dahulu, kemudian orang lain dan negaramu. Jangan tanya sampai mana pengorbanan mu tapi tetaplah berkarya untuk mengharumkan negerimu.
                Pahlawan itu sendiri bukan hanya harus diklaim oleh banyak orang dan disyahkan oleh rapat yang tidak terlalu penting untuk dibahas. Bukan juga orang yang sudah tak bernyawa setelah pengorbanan besarnya pada negaranya. Namun kembali lagi dengan hati nurani yang berkata. Pahlawan bukan hanya harus diakui dan tercatat resmi dalam sejarah arsip negara namun pahlawan adalah orang yang bagaimana bisa berkorban untuk kita, juga  bukan hanya untuk negara, tapi juga ia bisa untuk semua. Pahlawan keluarga, pahlawan pendidikan dan pahlawan-pahlawan lainnya. Mari kita bersikap seperti pahlawan dengan totalitas pengabdian di segala bidang. untuk kita semua mari kita jadikan Hari Pahlawan yang bersejarah ini untuk terus membangkitan spirit kepahlawanan dalam hati kita. #Pahlawan #merdeka.


Tidak ada komentar: