Bicara pahlawan,
pahlawan dalam bahasa Sanskerta terdiri dari
dua kata yaitu phala dan wan yang berarti phala adalah orang yang
dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa,
negara, dan agama. Sedangkan wan adalah orang yang menonjol karena
keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang
gagah berani. Sedangkan Pahlawan Nasional merupakan
gelar yang diberikan kepada Warga Negara Indonesia atau seseorang yang berjuang
melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Indonesia yang
gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa
hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya
yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Begitulah Realita pahlawan nasional yang hanya dinobatkan untuk orang-orang yang
telah bermukim di taman makam pahlawan. Coba tanya adakah pahlawan indonesia yang
diakui dan dihargai masih hidup. Jawabnya tentu tidak. Pertanyaannya “mengapa ?” karena bangsa kita
terlalu birokrasi dalam meng-judge sebuah penghargaan pahlawan pada orang yang
masih hidup dan Selalu banyak pertimbangan serta hanya mampu mengapresiasikan sebuah
pengorbanan dengan sebuah nyawa demi mendapatkan penghargaan gelar pahlawan.
Gelar pahlawan hanya dinobatkan ketika orang tersebut telah mati yang memiliki
pengorbanan yang cukup besar untuk negara ini. Mungkin sesuai dengan sistemnya
yang terlalu birokrasi. Terlalu bertele-tele, sehingga penghargaan pahlawan pun
harus dipikirkan setelah orang tersebut meninggal dunia.. Sungguh ironinya negara ini, Dan Bagaimana
nasib Mayoritas pahlawan tak bermukim di Taman Makam Pahlawan ?” . Mereka ada
di memori kolektif kita. Mereka selalu ada untuk kita kenang sepanjang hari dan
berterima kasihlah pada mereka sampai saat ini kita bisa menghirup kemerdekaan
yang riil yang bisa kita rasakan. Pendidikan yang layak, pekerjaan yang layak
dan sebagainya yang bisa kita rasakan sampai sekarang. Mari kita tundukkan
kepala sebentar untuk mengheningkan
cipta sejenak untuk mendoakan pejuang-pejuang kita yang telah gugur mendahului
kita dan tanamkan dihati anda bahwa kalian mampu menjaga warisan pahlawan kita.
Kita sebagai pemuda generasi dan
mahasiswa yang berintelektual yang menerima warisan dari pahlawan dapat menjaga
keutuhan bangsa kita. Ingat penjajahan
masa kini bukan lagi penjajahan gaya fisik tapi dalam bentuk seni, budaya,
finansial, media. Oleh sebab itu kita sebagai penerus generasi untuk
melanjutkan dan menjaga warisan pahlawan kita yang telah rela berkorban demi
kita. Tanpa mereka kita semua tidak akan menghirup kemerdekaan. Kita juga bisa
menjadi pahlawan untuk bangsa kita, ukir prestasi setinggi mungkin. Gantungkan
harapan kita untuk melakukan perubahan yang bisa diawalin dari diri kita
sendiri. Jadilah pahlawan untuk dirimu dahulu, kemudian orang lain dan
negaramu. Jangan tanya sampai mana pengorbanan mu tapi tetaplah berkarya untuk
mengharumkan negerimu.
Pahlawan itu sendiri bukan hanya
harus diklaim oleh banyak orang dan disyahkan oleh rapat yang tidak terlalu
penting untuk dibahas. Bukan juga orang yang sudah tak bernyawa setelah
pengorbanan besarnya pada negaranya. Namun kembali lagi dengan hati nurani yang
berkata. Pahlawan bukan hanya harus diakui dan tercatat resmi dalam sejarah
arsip negara namun pahlawan adalah orang yang bagaimana bisa berkorban untuk
kita, juga bukan hanya untuk negara,
tapi juga ia bisa untuk semua. Pahlawan keluarga, pahlawan pendidikan dan
pahlawan-pahlawan lainnya. Mari kita bersikap seperti pahlawan dengan totalitas
pengabdian di segala bidang. untuk kita semua mari kita jadikan Hari Pahlawan
yang bersejarah ini untuk terus membangkitan spirit kepahlawanan dalam hati
kita. #Pahlawan #merdeka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar